Jumat, 11 November 2011

Review: The Greater Good Film (Film Tentang Vaksinasi)


Dua hari yang lalu, saya menonton sebuah film documenter tentang vaksin. Film yang penggarapannya apik sekali (tentu saja, banyak mendapat penghargaan ternyata).

Alhamdulillah, bersyukur bisa menonton film ini gratis, karena setelah tanggal 9 katanya film tidak bisa dilihat secara online, tapi harus bayar USD$ 10 he..he..(terima kasih untuk yang telah posting link film ini di grup itbmotherhood)

Film ini, menampilkan pendapat para dokter anak (yang telah berpengalaman puluhan tahun baik yang pro vaksin ataupun yang ‘mempertanyakan’ keamanan vaksin), riset para peneliti mengenai vaksin, orang tua dan keluarga yang menjadi ‘korban’ vaksinasi, serta pandangan para pejabat FDA dan CDC di Amerika sana…

Jika Anda termasuk yang memiliki ‘interest’ terhadap vaksin kontroversi,

film ini saya rasa highly recommended untuk ditonton...

Sebagian isi Film ini mendokumentasikan kehidupan beberapa keluarga yang berubah total akibat vaksinasi:

Kisah pertama adalah Perjuangan Seorang Ibu yang anaknya (Gaby)- mengalami cacat (ingatan berkurang, penglihatan berkurang, dan lumpuh di beberapa titik tubuhnya) setelah mendapatkan 3 suntikan vaksin HPV dan harus menghabiskan kurang lebih 2000 dollar setiap bulannya untuk pengobatan…


Gabi adalah remaja yang memutuskan dirinya untuk mendapatkan vaksin setelah melihat tayangan iklan Gradasil (merk vaksin HPV) yang sangat massive di amerika sana, Pesan iklannya sangat mudah diingat dan tentu saja provokatif : you could be one less death cancer.

Para ahli menilai telah terjadi kesalahpahaman pada masyarakat tentang kanker serviks akibat dari iklan vaksin HPV ini (iklannya menghabiskan dana 5 juta dollar lho)… Masyarakat tidak banyak mempertimbangkan efek samping dari vaksin HPV (y

ang ternyata banyak sekali, silahkan lihat di situs resmi Gradasil dan Wikipedia). Walau bagaimanapun, para ahli menyatakan untuk mencegah terjadinya kanker serviks, pap smear lebih baik dibandingkan dengan vaksin, para ahli mengatakan ‘You could be one less death cancer if you do the pap smear’.

Kisah yang kedua adalah Seorang ibu yang berprofesi Psikiatris (petugas kesehatan) yang bayinya meninggal setelah divaksinasi.

Dan kisah yang terakhir adalah seorang ibu dengan anak Autis. Pada awalnya sang anak normal dan sehat, namun setelah bisa berjalan ada tanda-tanda ‘tidak normal’ pada sang anak, diantaranya sering berjalan jinjit, lalu kedua orang tuanya memutuskan untuk memeriksakan ke dokter. Dokter menyatakan bahwa sang anak menderita autis, dan menyarankan untuk tes kandungan logam berat dalam darah, dan ternyata kandungan mercury dalam tubuh sang anak sudah melebihi ambang batas. Dokter mengatakan, tak perlu mempertanyakan dari mana kandungan mercury ini berasal, kita semua tahu bahwa mercury ini berasal dari vaksinasi…

Film ini mengungkap fakta-fakta, pendapat-pendapat dari para dokter dan ilmuwan (termasuk didalamnya ahli neuroscience yang sangat menarik untuk disimak, diantaranya adalah:

  • Seorang ahli neuroscience, melakukan riset mengenai alumunium hidoxyphosphate yang biasa terdapat dalam vaksin sebagai adjuvant . Ia menyuntikan zat tersebut kepada tikus, lalu yang terjadi adalah kerusakan pada sel-sel otak tikus tersebut. Hasil penelitian ini ditampilkan dengan animasi yang menarik.
  • Seorang ahli HPV, menyatakan bahwa iklan vaksin HP dan kebijakan pemerintah (di Negara Bagian Texas USA, mewajibkan remaja putri untuk diberikan vaksin HPV) terlalu politis dan berlebihan. Di Maryland, Vaksin diwajibkan di sekolah-sekolah bahkan dijaga ketat, CNN memberi judul pemberitaannya: Shot or Jail.
  • Fakta: Pada kurun waktu 10 tahun terakhir, industry farmasi di Amerika, telah lebih banyak mengeluarkan uang untuk me-loby pemerintah dibandingkan dengan industry minyak dan gas.
  • Dr Sears, menyebutkan kebanyakan dokter tidak menjelaskan bahwa selalu ada resiko ketika kita memberi vaksin pada anak, bahwa vaksin tidak 100% aman.
  • Setiap anak memiliki reaksi berbeda-beda terhadap vaksin, tergantung dari family background history dan medical record sang anak. Seharusnya program vaksinasi mempertimbangkan perbedaan toleransi setiap anak terhadap vaksin.
  • Seorang dokter anak mengungkap fakta berikut (terdapat di jurnal pediatrics). Berikut data angka penurunan kematian anak, penurunan terjadi bahkan sebelum vaksin digunakan secara luas.

“Thus vaccination doesn’t account for the impressive declines in mortality seen in the first half of the century”

  • Terdapat Sebuah lembaga di Amerika : National Vaccine Information Center yang berdiri netral, tidak pro vaksin dan tidak pula anti vaksin. Lembaga ini menampung informasi dan data anak-anak yang mengalami dampak/efek samping dari vaksinasi. Lembaga ini kerap kali melakukan class action untuk meng-edukasi masyarakat mengenai keamanan vaksinasi, dan melakukan audiensi dengan kongres Amerika ketika ada beberapa vaksin yang akan diwajibkan oleh pemerintah untuk di re-evaluasi.

Di akhir film ini, the National Vaccine Information center menegaskan bahwa mereka bukanlah kumpulan orang-orang yang anti vaksin namun, yang mereka inginkan adalah perbaikan kebijakan mengenai vaksinasi dan menginginkan vaksin safety yang lebih baik lagi. Mereka mengatakan dalam sebuah conference: “Show us the science and give us the choice”

5 komentar:

  1. Waah... ilmu baru nih.. lumayan bisa baca salah satu topik itbmotherhood dr blognya teteh, hihihi.. kan aku belum bisa join, hihihi...

    Setuju teh, setiap orang punya reaksi yang berbeda dalam menerima injeksi vaksin ke dalam tubuhnya. Yaa..seperti yang kita ketahui kan vaksin itu adalah virus yang dilemahkan yang idealnya ketika virus itu dimasukkan, tubuh akan membentuk antigen (kalo g salah :p) atau antibody denk, hehehe.. kalau suatu hari kita terserang virus yang sama, tubuh kita sudah punya "senjata"nya untuk melawan..

    Tapi tiap individu kan kondisi fisik dan daya tahan tubuhnya berbeda-beda. Benar juga kalau harus ditelusuri family background history atau medical record-nya.. Ada yang tubuhnya bisa langsung membentuk sistem pertahanan dengan sukses, ada juga yang gagal.. yaa kayak minum obat aja.. obat A yang diminum sama individu X dan jadi sembuh belum tentu memberikan efek yang sama bila diberikan ke individu Y..

    Idealnya sih kata dosen genetika-ku, tiap individu punya obat masing-masing yang disesuaikan dengan gen-nya, hehehe..

    Kalo vaksin, aku jadi inget vaksin meningitis wkt mau umroh.. baru suntik 4 hari sebelum berangkat, dokternya marah, lebih marah lagi pas tau aku anak biologi itb, hahaha... akibatnya si vaksin baru bereaksi tepat aku mau berangkat ke Madinah.. yaa umroh bari demam dan tensi rendah deh, hehehe.. puji syukur buat Allah ibadah disana ga terhalang krn sakit.. mungkin krn niat ibadahnya jauh lebih kuat kali yaa jadi si demam diabaikan ^__^

    BalasHapus
  2. waw ilmu biologi nya keluar nih ki.. MasyaAllah!
    wah baru tau idealnya tiap individu harus punya obat masing2??
    btw, mau konfirmasi, maksud saya nulis ini bukan berarti saya antivaksin, saya mah netral aja.. soalnya masih ga ngerti mana yang bener... ini sekedar info aja, supaya kita lebih tercerahkan.. :)
    yup ki... niat ibadahnya jauh lebih kuat jadi si demam ga kerasa.. :)

    BalasHapus
  3. iyah, teh.. memang ada plus minus juga mengenai vaksin itu. Yaa intinya mah kita melakukan usaha terbaik untuk diri dan keluarga agar tetap sehat dan selebihnya diserahkan ke Allah.. karena Allah yang punya hak buat ngasih sakit atau ga.. kalo dikasih sakit yaa dijadikan sbg media pengugur dosa aja, biar diri kita tetap positif.. ^__^

    dan yang penting kalau mau vaksin, kondisi tubuh harus dalam keadaan prima, biar pas dimasukin virus tubuhnya 'konsen' buat bikin antibody-nya, kalau berbarengan dengan sakit kan 'konsen'-nya jadi terpecah, khawatir ga kuat tubuhnya.. Gitu deh bahasa mudahnya, hehehe... ^__^

    BalasHapus
  4. assalamualaikum sist... punya info bisa beli dvd nya dmn gk? atau copy nya atau link nya? bila iya japri ke ismawar@gmail.com ya... nuhun sist :)

    salam,
    ismawar

    BalasHapus
  5. wa'alaikumussalam... untuk linknya sepertinya saya cari sudah tidak ada lagi, dvd bisa dibeli di amazon mba..

    BalasHapus