Sabtu, 24 Juli 2010

Opung Lubis dan Pak Fey


Opung Lubis

Entah mengapa, tiba-tiba saya ingin menulis tentang guru fisika saya ketika SMA dulu. Saat ini, saya begitu merindukan sosok guru seperti beliau. Sudah hampir tujuh tahun berlalu, sampai-sampai saya tidak ingat lagi nama beliau sebenarnya siapa, namun yang saya ingat adalah panggilan sayang kami kepadanya…Opung Lubis (kakek Lubis). Seluruh rambutnya berwarna keperakan, jalannya agak bungkuk, yup!...beliau adalah guru tertua di sekolah kami ketika itu. Namun di usianya yang sudah tidak muda lagi beliau masih bersemangat untuk mengajar, padahal di usia yang sama, pegawai negeri sudah bisa pensiun.

Setiap mengajar Ia selalu mengenakan kemeja dan celana kain, mata dibalik kacamatanya selalu menatap satu persatu muridnya seraya tersenyum dengan ramah. Ada-ada saja ceritanya tentang fisika, contohnya untuk menjelaskan torsi pada sub bab mekanika Ia bercerita tentang orang boncengan naik sepeda motor. Begitulah gayanya mengajar. Gaya mengajarnya seperti Ia sedang mendongengkan cerita pada cucunya. Kami tak pernah bosan.

Pengalaman mengajarnya sampai ke negeri jiran sana. Ditengah-tengah tren ’fastest solution’ dalam menjawab soal-soal ujian, beliau tetap bertahan dengan gaya mengajarnya yang konvensional namun memberikan konsep pemahaman yang mendalam. Saya merasakan ketulusannya dalam mengajar….terima kasih Opung Lubis……


Pak Fey

Pak Fey, begitu kami memanggilnya…panggilan kesayangan kami untuknya. Nama beliau sebenarnya adalah Fredy. Beliau adalah seorang guru matematika ketika saya duduk di kelas 3 SMA.

Guru yang galak begitulah kesan pertama saya terhadapnya. Ketika itu pertemuan pertama, pekan pertama masuk sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas. Ia mengenakan kemeja berdasi, frame kacamata berwarna hitam yang tebal, rambut jambulnya yang unik turun naik seiring dengan langkah kakinya yang cepat memasuki kelas kami. Ditangan kanannya Ia membawa tas jinjing, sedangkan di tangan kirinya Ia memegang penggaris panjang terbuat dari kayu, menambah kesan galak pada wajah seriusnya. Namun sesaat kemudian hilang sudah kesan yang ada di benak kepala saya ketika Ia mulai mengajar. Gayanya mengajar betul-betul seperti Elvis Presley yang sedang manggung, enerjik, nyentrik, lincah sekali. Terkadang kita suka tersenyum-senyum melihat gaya berpakaian dan gaya rambutnya yang unik. Favorite wordnya beliau ketika mengajar adalah: Nungnang nangning, bunga-bunga dan odading....ya...beliau selalu mengganti mengatakan ‘x’-sebagai suatu variabel dengan kata-kata tersebut. Selesai pelajaran matematika, dijamin semua murid sakit perut karena tertawa.

Dengan gaya mengajarnya yang seperti itu, pelajaran matematika menjadi tidak membosankan. Beliau guru yang handal dalam memahamkan murid-muridnya akan teorema-teorema matematika. Selain itu, beliau adalah motivator handal kami dalam menghadapi ujian SPMB. Tips-tips mengerjakan soal hingga cara belajar yang efektif selalu Ia berikan di sela-sela pelajaran matematikanya. Bahkan ketika UAN dan SPMB semakin dekat, Ia membuka kelas pemantapan matematika setiap jam 06.00 pagi di Aula sekolah.

Beliau adalah salah satu guru yang memantapkan pilihan saya untuk memilih jurusan Teknik Lingkungan, karena ternyata kita memiliki cita-cita yang sama, T.Lingkungan. Terima kasih atas motivasinya Pak Fey....