Rabu, 26 Desember 2012

Ukhuwah fillah


Ada rasa rindu,
Rindu yang menyesakkan dada,

Kerinduan yang sangat pada haramain,
dua dari tiga tempat yang Allah anjurkan setiap muslim untuk mendatanginya

Disana,
ada pengalaman ruhiy yang tak akan pernah kita dapat di belahan bumi manapun…
Ka’bah, Safa, Marwah, Thaif, Gua Hira, Raudhah, Baqi, Bukit Uhud, Padang Arafah,
 Allahu Akbar!

Disanalah
kita merasai, memaknai perjuangan Rasul dan para sahabat lebih dalam

Madinah,
Sepanjang mata ini memandang setiap sudut kotanya, rekaman kisah Rasulullah dan para sahabat rasa-rasanya begitu nyata dihadapan mata,,,

Cita rasa ruhiyah yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata
Yang membuncah,  memenuhi seluruh relung hati,
Rasa yang tak bisa kita rasakan di belahan bumi manapun selain di Haramain…
Allahu Akbar!

Ada rasa rindu…
Rindu akhwat-akhwat shalehah nun jauh di Saudi sana..

kilasan wajah-wajah mereka berkelebat bergantian senantiasa menghiasi hari-hariku disini
hari-hari mereka selalu ramai dengan majelis-majelis ilmu,
Aku rindu berada diantara mereka, tertawa bersama, menangis bersama…
Mereka yang senantiasa mengajari aku, membimbingku agar dewasa dalam mengarungi episode kehidupan ini,
‘lihatlah segala sesuatu dari kacamata keimanan!’ itulah jargon yang kerapkali diucapkan…
Terima kasih ya Allah telah mempertemukanku dengan mereka,,


Ada  haru…
Selalu ada saudara seiman yang Allah siapkan,
Di bumi Allah manapun kita berpijak,

Selalu ada cerita tentang  semangat da’wah dan tarbiyah yang mengharu biru
Melukiskan warna tersendiri dalam nuansa hati
 tak ada sekat-sekat teritori, tak ada kendala-kendala lughawiy,
yang ada adalah ikatan ukhuwah islamiyah yang menghujam di dasar hati,
Bahwa
kita tak sendiri

di Palestina, Syria, Mesir, Turki, dan di belahan bumi lainnya,
ketahuilah, mereka  sedang bergerak, kemudian berlari
tuk  menjadi ustadziatul ‘alam…

lalu dimanakah aku? Kita?
Tidak!
Tidak ya Rabb, jangan biarkan hambamu ini hanya menjadi sekedar penonton..

Tetapi,
Tetapkan aku dalam barisan ini, di jalan yang Engkau Ridhai
-Aamin-

 “Ruh-ruh itu seperti tentara yang berhimpun yang saling berhadapan. Apabila mereka saling mengenal (sifatnya, kecenderungannya dan sama-sama sifatnya) maka akan saling bersatu, dan apabila saling berbeda maka akan tercerai-berai.” (HR Musllim)

Sabtu, 15 Desember 2012

Allah Maha Tahu yang Terbaik untuk Hamba-Nya….



Ketika musim dingin tiba setiap akhir tahun di bumi Riyadh, saya sangat senang. Tak ada suara berisik AC, kemudian Aufa  tidur sangat lelap, bahkan jarang sekali terbangun di malam hari. Walaupun usianya tahun lalu masih 19-20 bulan, dia sudah tak pernah meminta minum susu di malam hari.. karena makannya yang sangat lahap di siang harinya.  Ibu mana yang tak senang ketika sang anak makannya lahap?!


Namun Saat itu, hujan berdebu terus menerus menerpa kota Riyadh, pertanda musim dingin kan usai, dan tak lama lagi, musim panas akan menyapa… di musim peralihan dan musim panas biasanya hampir semua orang nafsu makan mulai berkurang.
Begitu juga yang dialami oleh Aufa, nafsu makannya mulai berkurang, beberapa kali saya selalu membujuk aufa agar ia bisa makan lebih banyak, saya pun beberapa kali berhasil membujuknya,,,

Namun, apa yang terjadi?
Ternyata beberapa hari kemudian pup aufa tidak lancar,frekuensi pup menjadi meningkat (3x sehari), namun sedikit dan keras…
Kemudian saya menemukan benjolan di perut kanannya setelah tiga hari pupnya mengeras… akhirnya karena ingin tahu apa sebenarnya benjolan tersebut, sore harinya kami pun pergi ke rumah sakit. 

Di rumah sakit, dokter tak menemukan benjolan tersebut, akhirnya dilakukan abdomenal x-ray.  Setelah kami melihat hasilnya, ternyata memang ada banyak feces di ususnya aufa..  dokter pun memberikan obat pencahar.
Resep dokter tidak kami berikan pada aufa, karena kami yakin kondisi aufa belum begitu parah (pup nya masih setiap hari walaupun keras dan sedikit2), dan insyaAllah dengan bahan-bahan alami masih bisa diatasi.
Keesokan harinya,  Alhamdulillah pup aufa sudah tak keras lagi…
------------------------------------------------------------------------------

Memandangi Aufa ketika terlelap, saya betul-betul merasa bersalah, karena selalu membujuknya untuk makan lebih banyak.  Di musim dingin, aufa makan bisa sampai 25 suap, namun di musim peralihan ini hanya 10-15 suap saja.  Seharusnya diri ini bersyukur aufa masih mau  makan, 10 suap itu ternyata banyak, jika dibandingkan dengan anak2 tetangga yang terkadang seharian tak mau makan…
Namun saat itu  saya tak rela nafsu makan anak menurun, takut anak jadi kuruslah, ketahanan tubuhnya menurun lah..  saya tetap menyuapinya dengan menu yang sama.. padahal musim sudah mulai berganti, dan begitu juga dengan kebutuhan tubuh kita…

Terkadang sebagai manusia, kita selalu memandang yang terbaik dari sudut pandang kita, padahal bertentangan dengan sunnatullah

Sesungguhnya Allah telah mengatur semuanya, semuanya yang terbaik bagi hamba-Nya…

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
-Surah Al-Baqarah ayat 216-

Katakanlah:”Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi….”
-QS.Yunus:101-
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal (cerdas). Yaitu orang-orang yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kondisi berdiri, duduk dan berbaring.
-Ali Imran: 190-191-

Kamis, 12 April 2012

Anak-anak Rumah 9


tenda tempat anak-anak rumah 9 bermain :)

Rumah 9 adalah nama rumah kami. Sembilan keluarga yang tinggal dalam satu bangunan 3 lantai di kota riyadh ini.
Anak-anak di rumah ini, seperti juga anak2 lainnya, polos, aktif, rasa ingin tau mereka tinggi. Yang paling tua berumur 7 tahun dan yang lain beruntun umurnya (biasanya yang ikut bermain paling muda berumur 2 tahunan). Terkadang jika semua anak, masuk ke rumah, kewalahanlah saya dengan berbagai berbagai aktivitas dan permintaan mereka J
Namun, yang (mungkin) berbeda dengan anak2 lainnya adalah; anak-anak rumah 9 tak ditemani TV dalam kesehariannya,
dan yang membuat saya terkadang tersenyum bercampur haru adalah mendengarkan mereka di balik jendela ketika mereka bermain di tenda (yang terletak di dalam halaman rumah), mereka dengan mandiri belajar iqro, dan saling membacakan hafalan J MasyaAllah…
Semoga kami senantiasa bisa mendapatkan lingkungan yang kondusif untuk tumbuh kembang anak2 kami… Aamin Ya Rabb

Kamis, 05 April 2012

Aufa Felt On Bazaar



Ini adalah Kali pertama Aufa Felt mengikuti bazaar di KBRI Arab Saudi. Alhamdulillah memenuhi target jumlah produksi.. Saya dan 4 orang teman, atas nama istri2 mahasiswa, berbagi dalam satu stand. Stand ini selain kerajinan felt, diisi juga dengan kerajinan tangan crochet, beading, dan juga kue kering yang luezat...


Bazaar ini dimulai dari pukul 17.00 - 23.00 Malam.. Namun karena ada angin kencang dan kami membawa anak yang masih balita , jadi kami memutuskan untuk pulang lebih awal, pukul 22.00

Sebelum maghrib, pendatang bazaar masih sepi.. pembeli pertama Aufa Felt seorang anak perempuan bule (entah dari mana, bahasanya aneh pokoknya). Setelah maghrib, alhamdulillah stand kami mulai ramai dikunjungi.

Yang menarik adalah ada seorang perempuan, sepertinya orang arab, karena dia bersama ibu dan bapaknya menggunakan bahasa arab... melihat2 dan sepertinya sangat excited dengan produk Aufa Felt, lalu dia bertanya:
"do you have business card?"
"No, I don't" jawab saya
"This is my business card, i will help you to sell better in Riyadh"
lalu dia membeli banyak sekali produk Aufa Felt...

Setelah saya melihat2 profilnya di internet, ternyata ia adalah seorang lulusan Design Management di New York.
Senang sekali mendapat apresiasi seperti ini :)
its not about money, but its about..PASSION.

Kamis, 15 Maret 2012

Spring Felt Production

cute koala mobile strap

Cute Bear Brooch

Flower Brooch

Little monkey mobile strap


Dahlia Brooch

Headband


Hairclip


coin purse


Sunflower Headband

Jumat, 24 Februari 2012

Show Off di Siang Bolong

this picture I got when I was on the way back home, after studying in Daar Dzikr. This picture is not the firs time I saw them doing like this in the same place....

Nge-trek nya di siang bolong, antara jam 12.00-13.00an...
bukan hanya suaranya yang mengganggu, gadis-gadis yang sedang akan masuk toko diganggunya pula...ckckckck.. Astaghfirullah...








Senin, 20 Februari 2012

Tiada Hari tanpa Singgah di Warung Malang Club (Trip To Hong Kong)

(sumber foto: esumpelo.wordpress.com)
lupa ga foto WMCnya, masih amatiran jadi citizen journalist-nya

Berbekal informasi dari internet, bahwa di Hongkong, tepatnya di daerah cause way bay (tak jauh dari tempat hotel kami-daerah wanchai) ada restoran Indonesia, namanya Warung Malang Club (WMC)… Malam hari pertama kami di Hong Kong langsung saja suami pergi ke WMC untuk membeli makan malam..

Ngapain jauh2 ke Hong Kong makannya tetep makanan Indonesia???

Pertimbangan utama kami adalah tentu saja Aufa, walau tinggal di Saudi tetap makanan kesehariannya makanan rumahan umminya.. . Nasi kabsah khas arab sebetulnya Aufa suka, tapi ternyata di Hong Kong rasanya pedas tak seperti di Saudi,,,

Mau makan roti, kami tak tahu mana yang halal dan mana yang tidak, maka kita cari yang aman2 sajah

Akhirnya.. ya selama kami disana, tiada hari tanpa mengunjungi WMC, walau harus berjalan kaki dan naik turun trem… yang penting asupan makanan untuk buah hati kami terpenuhi

Senang bisa bersilaturahim dengan ibu dan bapak pemilik WMC serta anak cucunya yang semuanya lahir-besar di Hong Kong. Kalau saya tidak salah nama bapaknya pak Nurali, mereka sangat ramah, sederhana dan bersahaja. Selain usaha restoran Indonesia, mereka juga membuka pesanan catering untuk turis-turis yang berasal dari Indonesia. Ketika kami kesana, sang Ibu sedang mempersiapkan makanan pesanan dari Ibu-ibu dan anak-anak indonesia yang akan melakukan pertandingan persahabatan antar club sepak bola.

Alhamdulillah menu di WMC beragam dan enak-enak… walaupun ya tek semurah makanan dan jajanan di Indonesia…

Sabtu, 18 Februari 2012

Jumat, 17 Februari 2012

Hong Kong View From Above


Landing....







View From The Peak



Upgrade oh Upgrade (Trip To Hongkong)


Ada cerita lucu (lucu menurut saya saja mungkin ya?),
sewaktu kami akan berangkat ke Hong Kong.. suami ingin sekali mencoba apa yang Muhammad Assad tuliskan dalam buku ‘Notes form Qatar’ dan tips2 yang Ia dapatkan via youtube, mengenai upgrade class di pesawat. Lalu suami pun memakai seyelan pakaian yang membuatnya ‘terlihat’ seperti penumpang class business :D, ketika check in di bandara King Khalid, saya menunggu di waiting area khusus keluarga, saya yang tak berharap banyak ketika itu..

Setelah selesai check in, suami senyam senyum , ternyata mission failed… he..he..

Ya sudahlah yang penting sudah usaha, mungkin belum rezeki kami..


Singkat cerita, sesampainya kami di Hotel harborview, suami check in, saya menunggu di lobi hotel. Ketika sampai di kamar, saya cukup kaget karena kami mendapatkan kamar yang harbor view, bukan city view yang sebelumnya telah kami pesan. Ternyata kata suami, kami dapat free upgrade kamar hotel…

Alhamdulillah J Allah yang Maha Tahu yang terbaik bagi hamba-Nya...


jadi bisa lihat symphony of lights dari kamar :)


Kamis, 16 Februari 2012

Bandara Chek Lap Kok-Harborview Hotel (Trip To Hong Kong)


Turun di bandara Chek Lap Kok, kami disambut dengan hujan yang cukup deras dan petugas bandara (walaupun wanita) yg tetap sigap di tengah hujan..





Di Bandara kami banyak menemukan pekerja-pekerja wanita , turis lokal maupun internasional berseliweran memakai baju ‘seadanya’, astaghfirullah. Datang dari negeri Arab, hal ini cukup membuat kami terkaget-kaget…

Bandara yang megah dan sangat luas ini, pantaslah dijuluki the best airport, karena luasnya, fasilitasnya, desain airportnya.. dan petugas yang (menurut kami) professional cekatan..



Letak bandara Hongkong ini, satu pulau sendiri, dikelilingi lautan, berbeda pulau dengan pusat kota Hong Kong. Jangan khawatir, untuk akses ke tempat-tempat lainnya di Hong Kong, terdapat kereta yang menghubungkan airport ke tempat2 tersebut.

Sesampainya kami disana (setelah melewati imigrasi dan ambil bagasi,) kami langsung membeli tiket kereta (PP Hong Kong Island-Airport) dan Octopus card tentunya. Octopus Card ini, penting sekali sodara2 untuk dibeli segera, karena system pembayaran di Hong Kong ini banyak menggunakan Octopus card… seperti untuk bayar MTR, belanja di warung2, naik bis, dsb…


sumber: myhongkongblog.blogspot.com ( saya lupa foto kartu octopus)



foto kartu airport express



Menunggu kereta datang

interior kereta airport express


Setelah naik kereta, ada dua pilihan untuk bisa sampai hotel, bisa naik taksi atau naik bus. Melihat antrian yang cukup panjang untuk naik taksi, akhirnya kami memutuskan untuk naik bus saja… Ternyata menggunakan bus yang ini gratis! Karena ini termasuk layanan dari kereta airport. Tujuan Bus ini memang ke hotel2 (hotel berbintang tentunya).. dari station kereta, bus ini selalu berhenti persis di depan hotel, menurunkan penumpang, dan menarik penumpang yang akan ke airport.




Nah, karena si bus ini, dia berhentinya di hotel berbintang 5
yan
g super wah… kita mulai lah was-was… turun dimana ya nanti? Tapi Alhamdulillah si Supir tau hotel yang kita maksudkan.. akhirnya kami turun di hotel (lupa nama hotelnya) yang dekat dengan hotel kami, harborview hotel. Alhamdulillah, akhirnya tibalah waktu untuk beristirahat sejenak di hotel.


Selasa, 24 Januari 2012

Cathay, Menu Makan yang Enaaak dan Children Friendly (Trip To Hong Kong)



Alhamdulilllah, ketika kami Boarding di Bandara King Khalid Riyadh, kami mendapat pelayanan yang baik. Karena kami membawa anak kecil, maka kami mendapat prioritas, tak perlu mengantri langsung masuk pesawat. Untuk stroller bisa dibawa hingga boarding, dan akan dikembalikan langsung ketika kita turun dari pesawat. Tentu saja hal ini sangat membantu, karena memudahkan mobilitas kita di bandara.

Lalu, ini dia yang istimewa, menu makanannya MasyaAllah enak banget dan Asia banget… J Sesuai dengan lidah Indonesia dan bebas dari aroma masakan timur tengah he..he.. Alhamdulillah Aufa juga suka menu makanannya.

Selain itu pramugarinya juga ramah terhadap anak dan cekatan.. Basinet untuk anak di pesawatnya sesuai procedure, kemudian untuk anak mendapatkan seperangkat alat ganti diapers (plus cream diaper rash, pelastik untuk popok yang sudah dipakai, vitamin) juga bubur bayi.

Kekurangan cathay menurut kami, yang pertama, lebih mahal biaya tiketnya. Untuk anak dibawah 2 tahun, harus membayar tiket 30% padahal biasanya airline lain hanya 10%nya. Kemudian bagasi yang kecil hanya 25 kg (karena kami sebelumnya pernah pakai saudia, bagasi 40 kg, dan etihad 32 kg) . Yang terakhir kursinya, kursinya itu ga reclining seat, jadi senderannya ga bisa dirubah banyak, yang berubah itu bagian bawahnya jadi kedepan. Mungkin tujuannya baik, agar tidak mengganggu penumpang yang dibelakang, namun buat saya Jadi kurang ergonomis. Tapi ya, itu relative juga ya, beda orang beda standar kenyamanan soalnya...

Semoga bermanfaat ya review pesawat cathaynya…

Persiapan (Trip to Hong Kong)



Pertengahan 2011 yang lalu kami mudik ke Bandung Indonesia, akan tetapi kami transit terlebih dahulu di Hongkong.. setali tiga uang, sambil menyelam minum air,, Karena kami termasuk pasangan yang memiliki passion untuk menjelajah bumi Allah dan mengambil hikmah darinya.. mengenal dan memahami perbedaan-perbedaan yang Allah ciptakan di setiap ruang dunia.. akhirnya kami mengagendakan transit berhari-hari J

Persiapanpun dimula, tugas langsung terbagi dua dengan sendirinya, tanpa ada instruksi.. coz men are from mars and women are from venus J

Persiapan yang dilakukan suami yang pertama adalah booking hotel yang ramah untuk family. Sebetulnya banyak yang murah ala backpacker, tapi kami juga mempertimbangkan kenyamanan untuk Aufa buah hati kami… kami cukup terbantu dengan adanya website agoda.com yang memberikan banyak review tentang hotel-hotel, tempat-tempat penginapan dan kemudahan untuk booking tentunya.

Alhamdulillah kami mendapatkan hotel yang baik, nyaman, bersih dan Alhamdulillah yang istimewa adalah kami mendapatkan upgrade dari hotel tersebut. Upgrade dari awalnya mendapat kamar dengan harga yang city view jadi harbor view.

Persiapan yang kedua adalah memahami dan menghafalkan rute jalan di Hongkong. Rute kereta, rute bis, sistem pembayaran dsb, sehingga kita bisa lebih menghemat waktu, nggak celingak celinguk di negeri orang apalagi bawa anak kecil.

Tugas saya adalah mencari dan membuat list tempat-tempat belanja murah untuk membeli souvenir/oleh-oleh, dan tentu saja persiapan packing (membuat check list packing dsb). Packing menjadi istimewa karena kami membawa Aufa yang baru berumur 1.5 tahun sehingga segala sesuatu harus dipersiapkan dengan baik terutama masalah makanan, obat-obatan plus thermometer, baju ganti, diapers , tissue basahnya, dsb. Untuk lebih lengkapnya, check list keperluan bayi ketika travel jarak jauh bisa di download di babycenter.com

Agenda harian, budgeting, dan tempat-tempat yang akan dikunjungi kami rencanakan bersama-sama. Seluruh persiapan dituliskan dalam buku perjalanan, mulai dari checklist barang-barang yang dibawa setiap anggota keluarga, budget, agenda harian dan oleh-oleh apa saja yang akan dibeli, tak lupa pula laporan keuangan harian.

Setelah semua persiapan dilakukan termasuk packing, sebelum berangkat ke bandara kita lakukan final check bersama. Setelah itu bismilah, kita berangkat ke bandara…

(bersambung)

Minggu, 22 Januari 2012

Kultwit Penyemangat (Menulis)

kultwit ustadz @salimafillah di twitland tentang menulis:

1. Menulis adalah mengikat ilmu & pemahaman. Akal kita sebagai kurniaNya, begitu agung dayanya menampung sedemikian banyak data-data. #Write

2. Tapi kita kadang sulit memanggil apa nan telah tersimpan lama; ilmu dahulu itu berkeliaran & bersembunyi di jalur rumit otak kita. #Write

3. Maka menulis adalah menyusun kata kunci tuk buka khazanah akal; sekata tuk sealinea, sekalimat tuk se-bab, separagraf tuk sekitab. #Write

4. Demikianlah kita fahami kalimat indah Asy Syafi’i; ilmu adalah binatang buruan, & pena yang menuliskan adalah tali pengikatnya. #Write

5. Menulis juga jalan merekam jejak pemahaman; kita lalui usia dengan memohon ditambah ilmu & dikaruniai pengertian; adakah kemajuan? #Write

6. Itu bisa kita tahu jika kita rekam sang ilmu dalam lembaran; kita bisa melihat perkembangannya hari demi hari, bulan demi bulan. #Write

7. Jika tulisan kita 3 bulan lalu telah bisa kita tertawai; maka terbaca adanya kemajuan. Jika masih terkagum juga; itu menyedihkan. #Write

8. Lebih lanjut; menulis adalah mengujikan pemahaman kepada khalayak; yang dari berbagai sisi bisa memberi penyeksamaan & penilaian. #Write

9. Kita memang membaca buku, menyimak kajian, hadir dalam seminar & sarasehan; tapi kebenaran pemahaman kita belum tentu terjaminkan. #Write

10. Maka menulislah; agar jutaan pembaca menjadi guru yang meluruskan kebengkokan, mengingatkan keterluputan, membetulkan kekeliruan. #Write

11. Penulis hakikatnya menyapa dengan ilmu; maka ia berbalas tambahan pengertian; kian bening, kian luas, kian dalam, kian tajam. #Write

12. Agungnya lagi; sang penulis merentangkan ilmunya melampaui batas-batas waktu & ruang. Ia tak dipupus usia, tak terhalang jarak. #Write

13. Adagium Latin itu tak terlalu salah; Verba Volant, Scripta Manent. Yang terucap kan lenyap tak berjejak, yang tertulis mengabadi. #Write

14. Tapi bagi kita, makna keabadian karya bukan hanya soal masyhurnya nama; ia tentang pewarisan nilai; kemaslahatan atau kerusakan. #Write

15. Andaikan benar bahwa Il Principe yang dipersembahkan Niccolo Machiavelli pada Cesare de Borgia itu jadi kawan tidur para tiran… #Write

16. ..seperti terisyu tentang Napoleon, Hitler, & Stalin; akankah dia bertanggungjawab atas berbagai kezhaliman nan terilham bukunya? #Write

17. Sebab bukan hanya pahala yang bersifat ‘jariyah’; melainkan ada juga dosa yang terus mengalir. Menjadi penulis adalah pertaruhan. #Write

18. Mungkin tak separah Il Principe; tapi tiap kata yang mengalir dari jemari ini juga berpeluang menjadi keburukan berrantai-rantai. #Write

19. Dan bahagialah bakda pengingat; huruf bisa menjelma dzarrah kebajikan; percikan ilhamnya tak putus mencahaya sampai kiamat tiba. #Write

20. Lalu terkejutlah para penulis kebenaran, kelak ketika catatan amal diserahkan, “Ya Rabbi, bagaimana bisa pahalaku sebanyak ini?” #Write

21. Moga kelak dijawabNya, “Ya, amalmu sedikit, dosamu berbukit; tapi inilah pahala tak putus dari ilham kebajikan nan kau tebarkan.” #Write

22. Tulisan sahih & mushlih; jadi jaring yang melintas segala batas; menjerat pahala orang terilham tanpa mengurangi si bersangkutan. #Write

23. Menulis juga bagian dari tugas iman; sebab makhluq pertama ialah pena, ilmu pertama ialah bahasa, & ayat pertama berbunyi “Baca!” #Write

24. Tersebut di HR Ahmad & ditegaskan Ibn Taimiyah dalam Fatawa, “Makhluq pertama yang diciptaNya ialah pena, lalu Dia berfirman… #Write

25. ..”Tulislah!” Tanya Pena; “Apa yang kutulis, Rabbi?” Kata Allah; “Tulis segala ketentuan yang Kutakdirkan bagi semua makhluqKu.” #Write

26. Adapun ilmu yang diajarkan pada Adam & membuatnya unggul atas malaikat nan lalu bersujud adalah bahasa; kosa kata. (QS 2: 31) #Write

27. Dan “Baca!”; wahyu pertama. Bangsa Arab nan mengukur kecerdasan dari kuatnya hafalan hingga memandang rendah tulis-baca , tiba-tiba meloncat ke ufuk, jadi guru semesta. #Write

29. Muhammad hadir bukan dengan mu’jizat yang membelalakkan; dia datang dengan kata-kata yang menukik-menghunjam, disebut ‘Bacaan’. #Write

30. Maka Islam menjelma peradaban Ilmiah, dengan pena sebagai pilarnya; wawasan tertebar mengantar kemaslahatan ke seantero dunia. #Write

31. Semoga Allah berkahi tiap kata yang mengalir dari ujung jemari kita; sungguh, buku dapat menggugah jiwa manusia & mengubah dunia. #Write

32. Bagaimana sebuah tulisan bisa mengilhami; tak tersia, tak jadi tragika, & tak menjatuhkan penulisnya dalam gelimang kemalangan? #Write

33. Saya mencermati setidaknya ada 3 kekuatan yang harus dimiliki seorang penulis menggugah; Daya Ketuk, Daya Isi, & Daya Memahamkan. #Write

34. Daya Ketuk ini paling berat dibahas; yang mericau ini pun masih jauh & terus belajar. Ia masalah hati; terkait niat & keikhlasan. #Write

35. Pertama, marilah jawab ini: 1} Mengapa saya harus menulis? 2} Mengapa ia harus ditulis? 3} Mengapa harus saya yang menuliskannya? #Write

36. Seberapa kuat makna jawaban kita atas ke-3 tanya ini, menentukan seberapa besar daya tahan kita melewati aneka tantangan menulis. #Write

37. Alasan kuat tentang diri, tema, & akibat dunia-akhirat jika tak ditulis; akan menggairahkan, menggerakkan, membakar, menekunkan. #Write

38. Keterlibatan hati & jiwa dengan niat menyala itulah yang mengantarkan tulisan ke hati pembaca; mengetuk, menyentuh, menggerakkan. #Write

39. Tetapi; tak cukup hanya hati bergairah & semangat menyala saja jika yang kita kehendaki adalah keinsyafan suci di hati pembaca. #Write

40. Menulis memerlukan kata yang agung & berat itu; IKHLAS. Kemurnian. Harap & takut hanya padaNya. Cinta kebenaran di atas segala. #Write

41. Allah gambarkan keikhlasan sejati bagai susu; terancam darah & kotoran, tapi terupayakan; murni, bergizi, memberi tenaga suci… #Write

42. …dan mudah diasup, nyaman ditelan, lancar dicerna oleh peminum-peminumnya, menjadi daya untuk bertaat & bertaqwa (QS 16: 66). #Write

43. Maka menjadi penulis yang ikhlas sungguh payah & tak mudah; ada goda kotoran & darah; kekayaan & kemasyhuran, riya’ & sum’ah. #Write

44. Jika ia berhasil dilampaui; jadilah tulisan, ucapan & perbuatan sang penulis bergizi, memberi arti, mudah dicerna jadi amal suci. #Write

45. Sebaliknya; penulis tak ikhlas itu; tulisannya bagai susu dicampur kotoran & darah, racun & limbah; lalu disajikan pada pembaca. #Write

46. Ya Rabbi; ampuni bengkoknya niat di hati, ampuni bocornya syahwat itu & ini, di tiap kali kami gerakkan jemari menulis & berbagi. #Write

47. Sebab susu tak murni, tulisan tak ikhlas, memungkinkan 2 hal: a) pembaca muak, mual, & muntah bahkan saat baru mengamati awalnya. #Write

48. Atau lebih parah: b) pembaca begitu rakus melahap tulisan kita; tapi yang tumbuh di jiwanya justru penyakit-penyakit berbahaya. #Write

49. Menulis berkeikhlasan, menabur benih kemurnian; agar Allah tumbuhkan di hati pembaca pohon ketaqwaan. Itulah daya ketuk sejati. #Write

50. Daya sentuh, daya ketuk, daya sapa di hati pembaca; bukan didapat dari wudhu’ & shalat yang dilakukan semata niat menoreh kata… #Write

51. …Ia ada ketika kegiatan menghubungkan diri dengan Dzat Maha Perkasa, semuanya; bukan rekayasa, tapi telah menyatu dengan jiwa.. #Write

52. …lalu menulis itu sekedar 1 dari berbagai pancaran cahaya yang kemilau dari jiwanya; menggenapi semua keshalihan nan mengemuka. #Write

53. Setelah Daya Ketuk, penulis harus ber-Daya Isi. Mengetuk tanpa mengisi membuat pembaca ternganga, tapi lalu bingung berbuat apa. #Write

54. Daya Ketuk membuat pembaca terinsyaf & tergugah; tapi jika isi yang kemudian dilahap cacat, timpang, rusak; jadilah masalah baru. #Write

55. Daya Isi adalah soal ilmu. Mahfuzhat Arab itu sungguh benar; “Faqidusy Syai’, Laa Yu’thi: yang tak punya, takkan bisa memberi.” #Write

56. Menjadi penulis adalah menempuh jalan ilmu & berbagi; membaca ayat-ayat tertulis; menjala hikmah-hikmah tertebar. Tanpa henti. #Write

57. Ia menyimak apa yang difirmankan Tuhannya, mencermati yang memancar dari hidup RasulNya; & membawakan makna ke alam tinggalnya. #Write

58. Dia fahami ilmu tanpa mendikotomi; tapi tetap tahu di mana menempatkan yang mutlak terhadap yang nisbi; mencerahkan akal & hati. #Write

59. Penulis sejati memiliki rujukan yang kuat, tetapi bukan tukang kutip. Segala yang disajikan telah melalui proses internalisasi. #Write

60. Penulis sejati kokoh berdalil bukan hanya atas yang tampak pada teks; tapi disertai kefahaman latar belakang & kedalaman tafsir. #Write

61. Dengan proses internalisasi; semua data & telaah yang disajikan jadi matang & lezat dikunyah; pembacanya mengasup ramuan bergizi. #Write

62. Sebab konon ‘tak ada yang baru di bawah matahari’; tugas penulis sebenarnya memang cuma meramu hal-hal lama agar segar kembali. #Write

63. Atau mengungkap hal-hal yang sudah ada, tapi belum luas dikenali. Diperlukan ketekunan untuk melihat 1 masalah dari banyak sisi. #Write

64. Atau mengingatkan kembali hal-hal yang sesungguhnya telah luas difahami; agar jiwa-jiwa yang baik tergerak kuat untuk bertindak. #Write

65. Maka dia suka menghubungkan titik temu aneka ilmu, penuh pemaknaan segar & baru, dengan tetap berpegang kaidah sahih & tertentu. #Write

66. Dia hubungkan makna nan kaya; fikih & tarikh; dalil & kisah; teks & konteks; fakta & sastra; penelitian ilmiah & rasa insaniyah. #Write

67. Dia menularkan jalan ilmu untuk tak henti menggali; tulisannya tak membuat orang mengangguk berdiam diri; tapi kian haus mencari. #Write

68. Ia bawakan pemaknaan penuh warna; beda bagi tiap pembaca; beda bagi pembaca sama di saat berbeda. Membaru & mengilhami selalu. #Write

69. Maka karyanya melahirkan karya; syarah & penjelasan, catatan tepi & catatan kaki, juga sisi lain pembahasan, & bahkan bantahan. #Write

70. Setelah Daya Ketuk & Daya Isi; seorang penulis kan kokoh & luas kemanfaatannya jika mampu menguasai Daya Memahamkan pada pembaca. #Write

71. Seorang penulis menggugah memulai Daya Memahamkan-nya dengan 1 pengakuan jujur; dia bukanlah yang terpandai di antara manusia. #Write

72. Sang penulis sejati juga memahami; banyak di antara pembacanya yang jauh lebih berilmu & berwawasan dibandingkan dirinya sendiri. #Write

73. Dalam hati, dia mencegah munculnya rasa lebih berilmu daripada pembacanya: “Aku tahu. Kamu tidak tahu. Maka bacalah, kuberitahu.” #Write

74. Setiap tulisan & buku yang disusun dengan sikap jiwa penulis “Aku tahu! Kamu tak tahu!” pasti berat & membuat penat saat dibaca. #Write

75. Kadang senioritas atau lebih tingginya jenjang pendidikan tak sengaja melahirkan sikap jiwa itu. Sang penulis merasa lebih tahu. #Write

76. Mungkin itu menjelaskan; mengapa beberapa textbook kuliahan tak ramah dibaca. Penulisnya Prof., pembacanya belum lama lulus SMA. #Write

77. Sikap jiwa kepenulisan harus diubah; dari “Aku tahu! Kamu tak tahu!” menjadi suatu rasa nan lebih adil, haus ilmu, & rendah hati. #Write

78. Penulis sejati ukirkan semboyan, “Hanya sedikit ini yang kutahu, kutulis ia untukmu, maka berbagilah denganku apa yang kau tahu.” #Write

79. Penulis sejati sama sekali tak berniat mengajari. Dia cuma berbagi; menunjukkan kebodohannya pada pembaca agar mereka mengoreksi. #Write

80. Penulis sejati berhasrat tuk diluruskan kebengkokannya, ditunjukkan kelirunya, diluaskan pemahamannya, dilengkapi kekurangannya. #Write

81. Penulis sejati jadikan dirinya bagai murid yang mengajukan hasil karangan pada guru; berribu pembaca menjelma dosen berjuta ilmu. #Write

82. Inilah yang jadikan tulisan akrab & lezat disantap; pertama-tama sebab penulisnya adil menilai pembaca, haus ilmu, & rendah hati. #Write

83. Pada sikap sebaliknya, kita akan menemukan tulisan yang berribu kali membuat berkerut dahi, tapi pembacanya tak kunjung memahami. #Write

84. Lebih parahnya; keinginan untuk tampil lebih pandai & tampak berilmu di mata pembaca sering membuat akal macet & jemari terhenti. #Write

85. Jika lolos tertulis; ianya jadi kegenitan intelektual; inginnya dianggap cerdas dengan banyak istilah yang justru membuat mual. #Write

86. Kesantunan Allah jadi pelajaran buat kita. RasulNya menegaskan surga itu tak terbayangkan. Tapi dalam firmanNya, Dia menjelaskan. #Write

87. Dia gambarkan surga dalam paparan yang mudah dicerna akal manusia; taman hijau, sungai mengalir, naungan rindang, buahan dekat.. #Write

88. ..duduk bertelekan di atas dipan, dipakaikan sutra halus & tebal, pelayan hilir mudik siap sedia, bidadari cantik bermata jeli.. #Write

89. Allah Maha Tahu, tak bersombong dengan ilmu; Dia kenalkan diriNya bukan sebagai Ilah awal-awal, melainkan Rabb nan lebih dikenal. #Write

90. Penulis sejati menghayati pesan Nabi; bicaralah pada kaum sesuai kadar pemahamannya, bicara dengan bahasa yang dimengerti mereka. #Write

91. Penulis sejati mengerti; dalam keterbatasan ilmu nan dimiliki, tugasnya menyederhanakan yang pelik, bukan merumitkan yang mudah. #Write

92. Itupun tidak dalam rangka mengajari; tapi berbagi. Dia haus tuk menjala umpan balik dari pembaca; kritik, koreksi, & tambah data. #Write

93. Penulis sejati juga tahu; yang paling berhak mengamalkan isi anggitannya adalah dirinya sendiri. Daya Memahamkan berhulu di sini. #Write

94. Sebab seringkali kegagalan penulis memahamkan pembaca disebabkan diapun tak memahami apa yang ditulisnya itu dalam amal nyata. #Write

95. Begitulah Daya Memahamkan; dimulai dengan sikap jiwa yang adil, haus ilmu, & rendah hati terhadap pembaca kita, lalu dikuatkan.. #Write

96. ..dengan tekad bulat tuk jadi orang pertama yang mengamalkan tulisan, & berbagi pada pembaca secara hangat, akrab, penuh cinta. #Write

97. Kali ini, tercukup sekian ya Shalih(in+at) bincang #Write. Maafkan tak melangkah ke hal teknis, sebab banyak nan lebih ahli tentangnya:)

98. Kita lalu tahu; menulis bukanlah profesi tunggal & mandiri. Ia lekat pada kesejatian hidup sang mukmin; tebar cahaya pada dunia. #Write

99. Maka menulis hanya salah satu konsekuensi sekaligus sarana bagi si mukmin tuk menguatkan iman, ‘amal shalih, & saling menasehati. #Write

100. Jika ada ‘amal lain yang lebih kuat dampaknya dalam ketiga perkara itu; maka kita tak boleh ragu: tinggalkan menulis menujunya:) #Write