Pertama kali datang ke korea, alat masak yang pertama kali terpikir untuk dibeli adalah Happy Call. Alasannya tentu saja karena murah meriah jika beli disini, dan juga fungsinya yang katanya serba guna itu. Bisa untuk masak sekaligus manggang buat bikin kue. Hemat kan? ^^
Kalau saya sendiri, HC seringnya dipakai untuk buat camilan-camilan seperti martabak, bolu pisang, muffin, dan kue kering (nastar dan putri salju). Jadi walaupun ga punya oven, masih bisa berkreasi dengan si HC ini ^^v
Dan....
ini hipotesis dari riset kecil-kecilan yang selama ini dilakukan di dapur ^^ :
Tips Membuat Kue kering
Tak perlu memanaskan HC terlebih dahulu, karena nanti jadi gosong bagian bawah kuenya
HC harus tertutup rapat
Gunakan api kompor yg paling kecil
Cek sesekali bagian bawah kue kering, ketika sudah kecoklatan bisa diangkat (15 menit-20 menit)
Tips Membuat Martabak Manis
Panaskan HC
Jangan tutup rapat HC
Gunakan api paling Kecil
Angkat jika sudah Matang
Tips Membuat Muffin dan Cake:
Panaskan HC sebentar saja
Adonan jangan melebihi 3/4 tinggi HC
Gunakan api yang paling kecil
Tutup Rapat HC
Lama memanggang sekitar 20 menit, bisa dicek dengan tusukan sate
Selama beberapa bulan tinggal di Korea, rasanya ada yang hilang, karena perlengkapan craft di Indonesia tak terbawa. Di korea dunia fashion dan asesoris begitu semarak. Di sekitar rumah kita bisa menemukan studio-studio kecil hobi berjamur dimana-mana, seperti knitting, fabric flower, kerajinan felt dan lain sebagaimnya.
Akhirnya untuk 'me time', saya membeli beberapa perlengkapan fabric flower (yang tiba-tiba saya senangi setelah melihat gambar-gambar yang ada di pinterest).
Dan.. inilah sebagian karya bros-bros kecil yang telah dibuat selama kehamilan putri kedua :)
Suatu malam
ketika kami akan berangkat menuju Cheng Du, China..
@King Khaled Airport
Riyadh, Januari 2012
Suami sedang
melakukan check In. Saya dan aufa (yang
sedang tertidur), seperti biasanya menunggu di bagian belakang antrian.
Banyaknya TKW yang hilir mudik sudah menjadi pemandangan biasa di bandara
ini. Namun, saat itu pandangan saya
tertuju pada salah seorang Ibu yang sendirian duduk bagian belakang. Tangan kanannya memegang tiket sedang tangan
kirinya penuh dengan beberapa tas jinjing.
Akhirnya saya-yang ketika itu sudah tak tahan berdiri, memutuskan untuk
duduk didekat sang Ibu.
Seperti biasa,
saya mengucapkan salam padanya. Setelah
itu obrolan kami berlanjut, saling berkenalan, menyebutkan nama dan asal kota
di Indonesia. Sang Ibu bernama Sofia,
berasal dari Jawa Barat. Bu Sofia pun
bercerita bahwa Ia ketinggalan pesawat menuju Jakarta, dan majikannya tak mau
tahu akan keadaannya. Tangan sang Ibu
sesekali memegang perutnya.. sambil merintih kesakitan… Ia meminta izin pulang pada majikannya, karena sakit yang Ia derita tak kunjung terobati. Sang majikan enggan membawanya ke rumah sakit. Sementara di rumah Ia tak bisa bekerja dengan baik. Begitulah, kisahnya Ia ceritakan pada saya. Sementara itu kawan-kawan sesama TKW di bandara pun tak tahu harus bagaimana membantu ibu
Sofia ini. Mereka hanya memandangi sang Ibu, lalu kembali mengurusi urusannya
masing-masing, kebahagiaan terpancar dari wajah mereka, karena tak kurang dari
beberapa jam lagi akan bertemu dengan sanak saudara mereka…
Tapi bagaimana
dengan sang Ibu…? T.T
Allahu, Apa yang
bisa kami bantu untuk sang ibu ini?
Saya akhirnya
meminta suami untuk menanyakan perihal tiket ini pada petugas check In, apakah
ini termasuk tiket yang bisa diubah waktunya atau tidak. Ternyata setelah suami
bertanya pada petugas, tiket ibu sofia ini adalah tiket yang tidak bisa diubah waktu
penerbangannya. Berarti Ibu Sofia ini
harus beli tiket lagi untuk pulang ke Jakarta, akan tetapi Ia sama sekali tak
punya uang, sedangkan majikannya tak mau peduli keadaannya.
Akhirnya suami saya
menawarkan sang ibu untuk menghubungi pihak KBRI, bu sofia pun menyetujuinya,
akhirnya suami memberi nomor kontak salah satu petugas KBRI. Kami pun mencoba memberitahu pihak terkait
untuk menolong Ibu Sofia ini…
Kami mencoba
menenangkan sang Ibu, dan meminta maaf
tak bisa membantu banyak…
Kami pun
melangkahkan kaki menuju lokasi boarding pesawat..
Hati saya tak
tenang, memikirkan bagaimana nasib Ibu Sofia…
@Cheng Du
Akhirnya kami
mendapat email, bahwa Ibu sofia sudah dijemput pihak KBRI, Alhamdulillah..
Tulisan ini
hanya menceritakan satu dari sekian ribu permasalahan TKW di Saudi Arabia,
cerita pilu lebih banyak kita saksikan dan dengarkan dari para TKW di
penampungan...
Raut wajah yang
kontras berbeda,
ketika mereka akan berangkat ke Negara tujuan…
begitu sumringah,
wajah-wajah mereka
penuh akan harap
Akan tetapi di
penampungan, tak kami temukan wajah-wajah itu…
Yang kami
temukan hanyalah raut wajah yang menyiratkan penderitaan dan kesedihan…. T.T
Tepatlah keputusan
pemerintah untuk menghentikan pengiriman TKW ke Saudi.
Terakhir kali ketika Gaza diserang, kami sedang berada di Saudi.Dimana demontrasi atau aksi-aksisemacam itu bukanlah hal yang lazim
dilakukan.
WAMY ketika itu mengadakan munasharah Palestina hanya didalam gedung,
dalam bentuk ceramah umum dari beberapa syekh.
Diantara para panitia, ternyata terdapat banyak anak-anak muda yang
menjadi volunteer saat itu, alhamdulillah J
Masyarakat Saudi, pada umumnya menunjukan solidaritasnya dalam bentuk pembacaan
qunut di masjid-masjid, penggalangan
dana dan ceramah-ceramah.
Ketika tragedi di Syria, qunut dibacakan oleh imam pada shalat wajib di
hampir seluruh masjid di Saudi. Rasa-rasanya
baru kali ini, hampir setiap hari saya mendengar getar doa qunut para imam masjid…
"Sesungguhnya
Nabi shallallahu alaihi wa sallam melaksanakan qunut selama sebulan. Beliau
melaknat (suku) Ri’l, Dzakwan dan Ushayyah. Mereka telah bermaksiat kepada Allah dan
Rasul-Nya." (Muttafa ’alaih)
Alhamdulillah, walaupun tak bisa melakukan aksi serupa seperti di tanah
air. Gema ukhuwah Islamiyah itu begitu terasa…
Korea 2012,
November lalu Palestina kembali di bombardir oleh Israel Laknatullah
Aksi menentang kekejaman Israel pun bermunculan di berbagai Negara, tak
terkecuali Negara-negara minoritas muslim.
Ingin rasanya ikut aksi seperti
teman-teman di Indonesia dan di tempat2 lainnya…
Saya pun mencari-cari adakah aksi serupa yang akan dilakukan di korea
Alhamdulillah mereka berencana untuk melakukan aksi solidaritas untuk
palestina…
Dengan semangat 45, saya, suami dan putri kecil kami berangkat menuju ibu
kota
04.00 pm
Kami datang di tempat start aksi… namun kami terlambat, seharusnya kami
datang setengah jam sebelumnya…
Kami tak menemukan siapa pun disana...
Akhirnya kami berjalan menuju city hall-tempat berakhirnya aksi yang berada tak jauh dari tempat semula..
Karena cuaca yang dingin menusuk, akhirnya kami masuk ke gedung
perpustakaan untuk sekedar menghangatkan diri..
Disana kami mencoba menghubungi PJ aksi via FB namun tak ada balasan…
Kami pun kembali keluar menembus udara dingin, mencari-cari dimanakah
mereka??
Yang kami dapatkan hanya sekumpulan pekerja yang juga melakukan aksi
demonstrasi menuntut hak mereka…
06.00 pm
Tibalah waktu dimana kami harus mengejar kereta meninggalkan seoul,
akhirnya dengan berat hati, kamipun kembali ke Daejeon
Sesampainya di rumah, kami mencoba update berita dari page intifada
korea,
ternyata tempat aksi mereka itu sangat dekat dengan perpustakaan,
qadarullah kami tak menemukannya…
Sedih… tak bisa ikut serta…
Namun, kegembiraan tak lama kemudian saya rasakan…
Karena gencatan senjata akhirnya diberlakukan…
Dan karena saya menyadari diantara para penggiat intifadakorea itu adalah
muslim…
Terakhir, satu video ini yang membuat hati saya meleleh haru,
masyaAllah…
seorang pemuda muslim korea berkata
“aku ingin sekali pergi ke palestina, dan aku akan berperang bersama
mereka”
Palestina,
Bumi ribath, bumi jihad yang senantiasa memompakan semangat juangnya pada
setiap mukmin di bumi ini,,
Save Syria, Free Palestine!!
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim).