“Koreksi akhir majalah PENA. Deadline, Selasa 22/03 2011 pukul 08.00 malam”.
PENA adalah majalah yang diterbitkan oleh Atase Pendidikan Kedutaan Besar RI (KBRI)
Demikianlah, kalimat pembuka diawal tulisan ini senantiasa ‘meramaikan’ kondisi rumah kami setiap 3 bulan sekali.
Memiliki deadline berarti positif, dimana kita memiliki satu batas waktu untuk menyelesaikan suatu tugas. Setidaknya, kita pasti memiliki ancang-ancang dan tahapan-tahapan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Alhamdulillah, jika tugas yang kita miliki dapat diselesaikan dengan sempurna. Astagfirullah, jika ternyata tugas kita masih jauh dari selesai…
Semua orang pasti pernah mengalami hal yang serupa terkait per-deadline-an ini. Ketika kita memiliki suatu tanggal pasti (tenggat akhir untuk melakukan suatu tugas), segala sumber daya yang kita miliki (terutama waktu, tenaga dan pikiran) pastinya akan dikerahkan seoptimal mungkin untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Entah mengapa, ada suatu kenikmatan tersendiri yang dirasakan, apalagi ketika kita benar-benar menyelesaikannya di detik-detik akhir, alias menjadi seorang deadliners.
Entahlah, sepertinya ada sebuah kekuatan lebih ketika kita mengerjakannya pada detik-detik terakhir. Pikiran kita jauh lebih konsentrasi dan fokus, terkadang dalam waktu singkat pekerjaan-pekerjaan ternyata bisa dilakukan dengan baik.
Coba bandingkan ketika suatu pekerjaan yang tidak memiliki deadline, atau memiliki deadline yang panjang. Mengerjakan pekerjaan dengan cara bertahap terkadang justru membutuhkan waktu yang lebih lama ketimbang dikerjakan mendekati deadline. Ketiadaan deadline, nampaknya cenderung membuat kita dihinggapi rasa malas atau bekerja kurang efektif, betul? (Mungkin ini hanya berlaku untuk orang-orang tipe deadliners J )
Namun walau bagaimanapun, sepertinya kebiasaan deadliners atau procrastination (penundaan) harus dikikis sedikit demi sedikit… Mengapa?
Jika kita renungkan lebih jauh lagi, sesungguhnya ada hal yang sangat penting dalam kehidupan ini namun tidak kita ketahui kapan deadline-nya. Hal itu tidak lain adalah umur kita! Tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan deadline umurnya akan tiba. Untuk yang satu ini kita tidak punya pilihan lain, selain untuk senantiasa berusaha agar…
TIDAK MENJADI ORANG-ORANG YANG SUKA MENUNDA-NUNDA
DAN BERLEHA-LEHA!!!
Untuk itu, kita harus CERDAS!
Kriteria apa sehingga kita bisa disebut cerdas?
Ibnu Umar menceritakan, Aku datang menemui Nabi s.a.w., bersama sepuluh orang, lalu salah seorang Anshar bertanya, “Siapakah orang yang paling cerdas dan paling mulia wahai Rasulullah?” Kemudian Nabi s.a.w. menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang-orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat” [H.R. Ibnu Majah]
Semoga kita tergolong kedalam apa yang Rasulullah sebutkan diatas… Aamin
Riyadh, 24 Maret 2011
*picture taken from orgjunkie.com