Sabtu, 22 Januari 2011

8 Bulan Habiskan Hidup di Jalanan...

Rekayasa lalu lintas dan penggunaan tata ruang kota yang tidak carut marut tentu saja dapat menimbulkan berbagai kerugian bagi masyarakatnya, salah satu diantaranya adalah akibat kemacetan. Contohnya saja yang terjadi pada saya pribadi, sejak 10 tahun yang lalu saya menggunakan jasa angkutan umum untuk berangkat dan pulang dari sekolah/kampus, jarak yang ditempuh tidak kurang dari 8 km. Waktu untuk menempuh jarak tersebut adalah 1 jam bahkan jika macet bisa mencapai 1,5 hingga dua jam. Jika dikalkulasi, saya sudah menghabiskan waktu saya selama 8 bulan di jalanan!!

Di Kota Bandung, hari libur maupun hari kerja sama saja, tidak ada bedanya, bahkan pada hari libur kemacetan lalu lintas di beberapa ruas jalan bisa lebih parah lagi. Jika musim hujan datang, kemacetan di kota Bandung tambah parah lagi.

Sebenarnya, Jika lalu lintas lancar tanpa hambatan jarak tersebut dapat ditempuh paling lambat 45 menit. Lalu mengapa ada waktu 15 hingga 45 menit waktu tambahan di jalan? Berdasarkan pengalaman pribadi, selain faktor kemacetan, perilaku supir angkutan umum yang seringkali ngetem pun menjadi faktor utama yang menyebabkan terjadinya pertambahan waktu tempuh. Serba salah juga jika kita menyalahkan si supir, alasannya si supir juga tidak mau rugi.

Yang pasti supaya ga sia-sia pas naik angkutan umum.. isi dengan hal-hal yang bermanfaat.. Baca buku, ngapalin qur’an, atau baca doa alma’surat :)

1 komentar:

  1. Yup-yup...
    apalagi di Jakarta Nda....:(
    tua di jalan deh kayanya

    BalasHapus