Selasa, 22 Juli 2014

Sesaat di Suriah

Malam itu adalah malam evakuasi. Suara desingan peluru terdengar jelas dan dekat.  Kami harus menyelamatkan diri malam itu juga.   Jantungku berdegup sangat kencang, aku cemas.  Bulir-bulir keringat dingin membasahi wajah dan sekujur tubuhku.

Kami berjalan perlahan mengendap-ngendap di tengah hutan yang licin dan berbatu, memasuki terowongan yang gelap dan dingin. Kudekap erat puteriku dalam pangkuan.  Ia tampak ketakutan.   Kami tak pernah tahu apakah tentara-tentara itu akan menemukan kami, Apa yang mereka akan lakukan jika menemukan kami? Apakah peluru-peluru itu akan mereka muntahkan pada tubuh-tubuh kami? Apakah kami akan selamat hingga di tempat pengungsian?  Pertanyaan-pertanyaan itu berkecamuk bergantian dengan dzikir dan doa "Allahumma salimna... selamatkan kami ya Allah"

-----------------------------------------------------------
Kubuka mataku,
nafasku masih terengah-engah,,, Allahu Akbar....Astaghfirullah
Mimpi.... hanya mimpi,
hanya beberapa saat saja berada dalam satu episode kehidupan di Suriah sana..

Malam masih menyelimuti kota Daejeon yang tenang....
Namun puluhan ribu kilometer dari sini....
Pernahkah kita bayangkan bagaimana hari-hari saudara-saudara kita di Gaza, Suriah, Srilanka, Rohingya dan muslim di tengah konflik lainnya?

Ketika kita bisa tidur dengan nyenyak di atas kasur yang empuk, lalu mereka?
ketika kita bisa berbuka dengan aneka ta'jil, lauk pauk, lalu mereka?
Astaghfirullah...

Allahummanshur ikhwaana fii Ghaza, wa fi suriy, wa fii misr, wa fii kulli makaan... T_T


Daejeon, 230714/ 25 Ramadhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar